TUGAS 8 OUT CLASS
Nama : Rina Anggraini
Nim : E1B015042
E-mail : rina10121996@gmail.com
Blog : rinappkn.blogspot.com
No. Hp : 082339930208
PENELITIAN DESKRIPTIF DAN PENELITIAN
KORELASIONAL
A. PENELITIAN
DESKRIPTIF
1. Pengertian
Penelitian
deskriptif adalah salah satu jenis penelitian
yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial
atau dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau
kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan
dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang diuji
2. Jenis-jenis penelitian deskriptif
1) Metode survey
Metode survei
merupakan suatu penyelidikan yang dilakukan untuk mendapatkan fakta-fakta dari
gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik itu
tentang institusi ekonomi, sosial, atau politik dari suatu daerah ataupun suatu
kelompok. Metode survei membedah dan menguliti serta mengenal lebih mendalam
tentang masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktik yang
sedang berlangsung.
Pada metode
survei juga dilakukan evaluasi serta perbandingan-perbandingan terhadap hal-hal
yang sudah dikerjakan orang dalam menangani situasi atau masalah yang sama dan
hasilnya bisa digunakan dalam pembuatan suatu rencana dan pengambilan keputusan
di masa yang akan datang. Penyelidikan dijalankan pada waktu yang bersamaan
terhadap beberapa individu atau unit, baik secara sensus ataupun dengan memakai
sample. Unit yang dipakai pada metode survei cukup besar.
Banyak sekali masalah atau isu yang bisa diteliti dengan memakai metode survey ini, termasuk pada bidang produksi dan tata niaga (survey produksi dan tata niaga ), pada usaha tani (surve usaha tani), pada masalah kemasyarakatan (survey sosial), pada masalah komunikasi dan pada pendapat umum (survei pendat umum), pada masalah politik (survey politik), pada masalah pendidikan (survey pendidikan dan persekolahan), dan lain sebagainya.
Banyak sekali masalah atau isu yang bisa diteliti dengan memakai metode survey ini, termasuk pada bidang produksi dan tata niaga (survey produksi dan tata niaga ), pada usaha tani (surve usaha tani), pada masalah kemasyarakatan (survey sosial), pada masalah komunikasi dan pada pendapat umum (survei pendat umum), pada masalah politik (survey politik), pada masalah pendidikan (survey pendidikan dan persekolahan), dan lain sebagainya.
2) Metode
deskriptif berkesinambungan
Metode
deskriptif berkesinambungan atau continuity descriptive research merupakan suatu
penelitian secara deskriptif yang dijalankan secara terus - menerus terhadap
suatu objek penelitian tertentu. Sering kali dijalankan dalam hal meneliti
masalah - masalah atau isu-isu sosial. Pengetahuan yang lebih mendalam dan
menyeluruh dari suatu isu atau masalah serta fenomena dan ketentuan - ketentuan
sosial bisa diperoleh bila hubungan - hubungan fenomena dikaji dalam suatu
interval perkembangan dalam suatu periode yang lama. Dengan memperhatikan
secara detail perubahan yang dinamis pada suatu interval tertentu, maka
generalisasi suatu fenomena atau situasi secara dinamis bisa dibuat.
Penelitian
deskriptif berkesinambungan merupakan Penelitian yang berkehendak menjangkau
informasi faktual yang mendetail secara interval. Bila perhatian dipusatkan kepada
perubahan - perubahan prilaku atau pemikiran, maka teknik dalam penelitian ini
dinamakan teknik panel. Teknik panel ini berupa wawancara terhadap kelompok -
kelompok manusia yang sama pada situasi yang berbeda - beda. Informasi yang
diharapkan dapat saja kuantitatif, seperti anggaran belanja keluarga, jumlah
konsumsi, dan sebagainya. Penggunaan metode deskriptif berkesinambungan lebih
populer dalam mengkaji masalah sosial.
3) Penelitian
studi kasus
Studi kasus atau
case study adalah suatu penelitian tentang status subjek penelitian yang
berkaitan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keselurahan personalitas.
Subjek penelitian bisa saja individu, lembaga, kelompok, maupun masyarakat.
Peneliti berkinginan mempelajari secara intensif dan menyeluruh latar belakang
serta interaksi lingkungan dari unit - unit sosial yang menjadi subjek.
Tujuan studi
kasus itu sendiri yaitu untuk memberikan gambaran secara mendetail terhadap
suatu latar belakang, sifat - sifat serta karakter - karakter yang khas atau unik
dari kasus, ataupun status dari individu, yang selanjutnya dari sifat - sifat
khas di atas akan jadikan suatu hal yang bersifat umum. Pada awalnya, studi
kasus ini banyak dipakai dalam penelitian obat - obatan dengan tujuan untuk
diagnosis, tetapi kemudian pemakaian studi kasus telah meluas sampai kebidang -
bidang yang lainnya.
Hasil dari suatu
penelitian studi kasus merupakan suatu generalisasi dari suatu pola-pola kasus
yang tipikal dari individu, lembaga, kelompok, dan sebagainya. Tergantung
berdasarkan tujuannya, ruang lingkup dari studi bisa mencakup segmen atau
bagian tertentu atau mencakup keseluruhan siklus kehidupan dari individu,
lembaga, kelompok, dan sebagainya, baik dengan penekanan terhadap faktor -
faktor kasus tertentu, atau mencakup keseluruhan factor - faktor dan fenomena -
fenomena. Studi kasus lebih menekankan pada pengkajian vairabel yang lumayan
banyak pada jumlah unit yang relatif kecil. Hal ini sangat berbeda dengan
metode survei, yang mana peneliti lebih cenderung mengevaluasi variabel yang
lebih sedikit, tetapi menggunakan unit sample yang relatif besar.
Studi kasus
lebih banyak dikerjakan untuk meneliti kota besar, desa, sekelompok manusia
drop out, tahanan - tahanan, pimpinan - pimpinan, dan sebagainya. Bila studi
kasus ditujukan guna meneliti kelompok, maka perlu diisolasikan atau dikisahkan
kelompok - kelompok dalam suatu kumpulan yang homogen.
4) Penelitian
analisis kerja dan aktivitas
Analisis Kerja
dan Aktivitas atau job and activity analysis, adalah suatu penelitian dengan memakai
metode deskriptif. Penelitian Analisis kerja dan aktivitas ini ditujukan guna
menyelidiki aktivitas dan pekerjaan manusia secara terperinci. Dan hasil dari
penelitian tersebut bisa memberikan rekomendasi - rekomendasi guna keperluan di
masa yang akan datang. Penelitian perkejaan pada bidang industri disebut job
analysis atau analisis pekerjaan, sedangkan untuk penelitian pada bidang
pertanian, dinamakan analysis aktivitas atau activity analysis. Analysis
aktivitas juga meliputi analisis pekerjaan di bidang jasa, seperti peleyanan
kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.
Pada penelitian
ini, studi yang mendalam dilakukan terhadap kelakuan - kelakuan pekerjaan,
buruh, guru, petani, dan lain - lain terhadap gerak - gerik mereka dalam
melakukan tugas, penggunaan waktu secara efektif dan efisien, dan sebagainya.
Data mengenai hal - hal yang ini diselidiki, selanjutnya dianalisis, diberikan
interpretasi, dan dilakukan generalisasi dalam rangka menetapkan sifat - sifat
dan keriteria - keriteria pekerjaan yang baik, rencana upgrading, keseimbangan
berusaha dan bekerja serta aktivitas sangat berkembang pada masa setelah Perang
Dunia I, dengan tujuan untuk mengadakan klasifikasi pekerjaan dan pekerjaan
secara lebih efektif.
5) Studi
waktu gerakan
Studi Waktu dan
gerakan atau time and motion study merupakan penelitian dengan metode
deskriptif yang berusaha untuk menyelidiki efisien produksi dengan mengadakan
studi yang mendetail tentang penggunaan waktu serta perilaku pekerja dalam
proses produksi. Gerak - gerak utama dalam pekerjaan diamati, dicatat,
dilukiskan, serta dianalisis. Generalisasi dan interpretasi tentang waktu yang
digunakan serta gerak-gerak utama yang terjadi, sehingga suatu kesimpulan
tentang gerak-gerak yang diperlukan dalam pekerjaan, gerak-gerak yang tidak
diperlukan yang dapat menghambat pekerjaan serta saran-saran dalam rangka
memperbaiki pekerjaan dan menambah efisiensi kerja. Dalam rangka efisisensi,
juga perlu dikaji alat - alat produksi yang digunakan, serta bagaimana alat -
alat produksi tersebut diatur demi peningkatan efisisensi kerja.
3. Kriteri
pokok metode deskriptif
1) Criteria
umum
Kriteria umum dari penelitian dengan metode
deskriptif adalah sebagai berikut.
a. Masalah
yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah serta tidak terlalu luas.
b. Data yang digunakan harus fakta-fakta yang
terpercaya dan bukan merupakan opini.
c. Tujuan
penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu umum.
d. Harus
ada deskripsi yang terang tentang tempat serta waktu penelitian dilakukan.
e. Standar
yang digunakan untuk membuat perbandingan harus mempunyai validitas.
f. Hasil
penelitian harus berisi secara detail yang digunakan, baik dalam mengumpulkan
data maupun dalam menganalisis data serta studi kepustakaan yang dilakukan.
Deduksi logis harus jelas hubungannya dengan kerangka teoritis yang digunakan
jika kerangka teoritis untuk itu telah dikembangan.
2) Kriteria
khusus
Kriteria khusus dari metode
deskriptif adalah sebagai berikut.
a. Fakta-fakta
ataupun prinsip-prinsip yang digunakan adalah mengenai masalah status.
b. Prinsip-prinsip
ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam nilai (value).
c. Sifat
penelitian adalah ex post facto, karena itu, tidak adalah kontrol terhadap
variabel, dan peneliti tidak mengadakan pengaturan atau menipulasi terhadap
variabel. Variabel dilihat sebagaimana adanya.
B. PENELITIAN
KORELASI
1. Pengertian
Penelitian
korelasi atau korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan
dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk
mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel
(Faenkel dan Wallen, 2008:328).
Menurut Gay
dalam Sukardi (2004:166) penelitian korelasi merupakan salah satu bagian
penelitian ex–postfacto karena biasanya peneliti tidak
memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan
dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi.
Selanjutnya, Fraenkel dan Wallen (2008:329) menyebutkan penelitian korelasi ke
dalam penelitian deskripsi karena penelitian tersebut merupakan usaha menggambarkan
kondisi yang sudah terjadi. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha
menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks kuantitatif yang direfleksikan
dalam variabel.
2. Tujuan
Tujuan
penelitian korelasional adalah untuk menentukan hubungan antara variabel, atau
untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi. Studi hubungan
biasanya menyelidiki sejumlah variabel yang dipercaya berhubungan dengan suatu
variabel mayor, seperti hasil belajar variabel yang ternyata tidak mempunyai
hubungan yang tinggi dieliminasi dari perhatian selanjutnya.
3. Ciri-ciri
penelitian korelasional
1) Penelitian macam ini cocok dilakukan bila variabel-variabel yang
diteliti rumit dan/atau tak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tak
dapat dimanipulasi.
2) Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling
hubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.
3) Output dari penelitian ini adalah taraf atau tinggi-rendahnya saling
hubungan dan bukan ada atau tidak adanya saling hubungan tersebut.
4) Dapat digunakan untuk meramalkan variabel tertentu berdasarkan
variabel bebas.
4.
Macam-macam penelitian
korelasional
1) Penelitian Hubungan
Penelitian hubungan, relasional, atau korelasi sederhana (seringkali
hanya disebut korelasi saja) digunakan untuk menyelidiki hubungan antara hasil
pengukuran terhadap dua variabel yang berbeda dalam waktu yang bersamaan.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat atau derajat hubungan antara
sepasang variabel (bivariat).
Lebih lanjut, penelitian jenis ini seringkali menjadi bagian dari
penelitian lain, yang dilakukan sebagai awal untuk proses penelitian lain yang
kompleks. Misalnya, dalam penelitian korelasi multivariat yang meneliti
hubungan beberapa variabel secara simultan pada umumnya selalu diawali dengan
penelitian hubungan sederhana untuk melihat bagaimana masing-masing variabel
tersebut berhubungan satu sama lain secara berpasangan.
2) Penelitian prediktif
Dalam pelaksanaan di bidang pendidikan,
banyak situasi yang menghendaki dilakukannya prediksi atau peramalan. Pada awal
tahun ajaran baru, misalnya, setiap sekolah karena keterbatasan fasilitas,
seringkali harus menyeleksi para pendaftar yang akan diterima menjadi calon
siswa baru. Penelitian korelasi jenis ini memfokuskan pada pengukuran terhadap
satu variabel atau lebih yang dapat dipakai untuk memprediksi atau meramal
kejadian di masa yang akan datang atau variabel lain (Borg & Gall dalam
Abidin, 2010). Penelitian ini sebagaimana penelitian relasional, melibatkan
penghitungan korelasi antara suatu pola tingkah laku yang kompleks, yakni
variabel yang menjadi sasaran prediksi atau yang diramalkan kejadiannya
(disebut kriteria), dan variabel lain yang diperkirakan berhubungan dengan
kriteria, yakni variabel yang dipakai untuk memprediksi (disebut prediktor).
Teknik yang digunakan untuk mengetahui tingkat prediksi antara kedua variabel
tersebut adalah teknik analisis regresi yang menghasilkan nilai koefisien
regresi, yang dilambangkan dengan R.
Perbedaan yang utama antara penelitian
relasional dan penelitian jenis ini terletak pada asumsi yang mendasari
hubungan antar variabel yang diteliti. Dalam penelitian relasional, peneliti
berasumsi bahwa hubungan antara kedua variabel terjadi secara dua arah atau
dengan kata lain, ia hanya ingin menyelidiki apakah kedua variabel mempunyai
hubungan, tanpa mempunyai anggapan bahwa variabel yang muncul lebih awal dari
yang lain. Oleh karena itu, kedua variabel biasanya diukur dalam waktu yang
bersamaan. Sedang dalam penelitian prediktif, di samping ingin menyelidiki
hubungan antara dua variabel, peneliti juga mempunyai anggapan bahwa salah satu
variabel muncul lebih dahulu dari yang lain, atau hubungan satu arah. Oleh
karena itu, tidak seperti penelitian relasional, kedua variabel diukur dalam
waktu yang berurutan, yakni variabel prediktor diukur sebelum variabel kriteria
terjadi, dan tidak dapat sebaliknya.
3)
Korelasi Multivariat
Teknik untuk
mengukur dan menyelidiki tingkat hubungan antara kombinasi dari tiga variabel
atau lebih disebut teknik korelasi multivariat. Ada beberapa teknik yang dapat
digunakan, dua diantaranya yang akan dibahas di sini adalah: regresi ganda
atau multiple regresion dan korelasi kanonik.
Regresi ganda.
Memprediksi suatu fenomena yang kompleks hanya dengan menggunakan satu faktor
(variabel prediktor) seringkali hanya memberikan hasil yang kurang akurat.
Dalam banyak hal, semakin banyak informasi yang diperoleh semakin akurat
prediksi yang dapat dibuat (Mc Millan & Schumaker dalam Abidin, 2010),
yakni dengan menggunakan kombinasi dua atau lebih variabel prediktor, prediksi
terhadap variabel kriteria akan lebih akurat dibanding dengan hanya menggunakan
masing-masing variabel prediktor secara sendiri-sendiri. Dengan demikian,
penambahan jumlah prediktor akan meningkatkan akurasi prediksi kriteria.
Korelasi kanonik.
Pada dasarnya teknik ini sama dengan regresi ganda, dimana beberapa variabel
dikombinasikan untuk memprediksi variabel kriteria. Akan tetapi, tidak seperti
regresi ganda yang hanya melibatkan satu variabel kriteria, korelasi kanonik
melibatkan lebih dari satu variabel kriteria. Korelasi ini berguna untuk
menjawab pertanyaan, bagaimana serangkaian variabel prediktor memprediksi
serangkai variabel kriteria? Dengan demikian, korelasi kanonik ini dapat
dianggap sebagai perluasan dari regresi ganda,dan sebaliknya, regresi berganda
dapat dianggap sebagai bagian dari korelasi kanonik (Pedhazur dalam Abidin,
2010). Seringkali korelasi ini digunakan dalam penelitian eksplorasi yang
bertujuan untuk meentukan apakah sejumlah variabel mempunyai hubungan satu sama
lain yang serupa atau berbeda.
Sumber :
Abidin,
Muhammad Zainal. 2008. Penelitian Korelasional. (artikel). Dalam http://www.Muhammad Zainal Abidin Personal Blog.htm. di akses tanggal 25 September 2010.
Atmodjo, J.
Tri. 2005. Modul Penelitian Korelasi (artikel). Jakarta: Fikom
Universitas Mercubuana Jakarta
Emzir. 2009. Metodologi
Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: PT Raja
Grafindo Pergo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar