Senin, 02 April 2018

Pengertian dan Jenis Desain Penelitian Campuran, Desain Metode Campuran Berurutan


TUGAS 4
RABU, 4 APRIL 2018

Nama           : Rina Anggraini
Nim              : E1B015042
Email           : rina10121996@gmail.com
Blog             : rinappkn.blogspot.com
No hp           : 082339930208
A.    Pengertian dan Jenis Desain Penelitian Campuran
1.      Pengertian Desain Penelitian Campuran
Metode Penelitian Campuran merupakan suatu pendekatan yang mengombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kuantitatif dan bentuk kualitatif. Penelitian metode campuran adalah suatu metode penelitian yang melibatkan pemakaian 2 metode, yaitu metode penelitian kuantitatif dan metode kualitatif dalam studi tunggal atau satu penelitian. tidak hanya sekedar mengumpulkan dan menganalisis dua jenis data, tetapi juga melibatkan fungsi dari penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif sehingga secara keseluruhan lebih besar bila dibandingkan kedua penelitian tersebut. Penggunaan 2 metode penelitian ini dipandang lebih dapat memberikan suatu pemahaman yang lebih lengkap mengenai isu atau masalah penelitian daripada penggunaan salah satu metode penelitian di antaranya.

2.      Jenis Desain Penelitian Campuran
a.       Penelitian Pengembangan Model/Instrumen
Menurut Emzir, ini adalah salah satu jenis penelitian pragmatik yang menawarkan suatu cara untuk menguji teori dan memvalidasi praktik yang terus menerus dilakukan secara esensial melalui tradisi yang tidak menantang. Suatu cara untuk menetapkan prosedur-prosedur, teknik-teknik, dan peralatan-peralatan baru yang didasarkan pada suatu analisis metodik tentang kausus-kasus spesifik.


b.      Penelitian Evaluasi Program
Menurut Isaac dan Michael, sebuah program harus diakhiri dengan evaluasi. Hal ini dikarenakan kita akan melihat apakah program tersebut berhasil menjalankan fungsi sebagaimana yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut mereka, ada tiga tahap rangkaian evaluasi program yaitu :
1.)    Menyatakan pertanyaan serta menspesifikasikan informasi yang hendak diperoleh
2.)    Mencari data yang relevan dengan penelitian
3.)    Menyediakan informasi yang dibutuhkan pihak pengambil keputusan untuk melanjutkan, memperbaiki atau menghentikan program tersebut.
Sedangkan menurut Kirkpatrick, evaluasi program dapat dimaknai sebagai sebuah proses untuk mengetahui apakah sebuah program dapat direalisasikan atau tidak dengan cara mengetahui efektifitas masing-masing komponennya melalui rangkain informasi yang diperoleh evaluator (Kirkpatrick 1996 : 3). Tetapi, pengambil keputusan itu sendiri bukanlah evaluator melainkan pihak lain yang lebih berwenang. Evaluator hanya menyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pengambil kebijakan (decision maker).
B.     Desain Penelitian Campuran
1.      Metode Penelitian Campuran Berurutan  (Model I)
Metode gabungan ini menggunakan pendekaran kualitatif dengan pendekatan  kuantitatif sub-ordinate dari pendekatan kualitatif yang lebih dominan. Penelitian ini dilakukan dengan penelitian kualitatif terlebih dahulu kemudian diikuti dengan penelitian kuantitatif. Komponen kualitatif lebih diutamakan dan digunakan untuk menghasilkan teori atau konsep teori spesifik
Sedang komponen kuantitatif digunakan sebagai sarana pembantu untuk menguji gagasan-gagasan yang dihasilkan dari komponen kualitatif. Dengan demikian, data yang diperoleh dari penelitian pendekatan kuantitatif membantu dalam menafsikan temuan-temuan kualitatif untuk (1) menguji aspek-aspek teori yang muncul secara mendadak ketika penelitian dilaksanakan, (2) membuat generalisasi temuan-temuan kualitatif ke dalam sampel yang berbeda, (3) melakukan validasi seperangkat butir-butir survei tertentu (Sarwono, 2011). Model tersebut dapat dibagankan seperti pada Gambar 4.3 berikut in.

Desain Metode Campuran
 
 





diikuti oleh

Temuan Penelitian
 
 

         

                                                                                         Sumber Hesse dalam Sarwono (2011)                             
Gambar 4.3
Desain Metode Campuran Berurutan
Berdasarkan Gambar 5.3, peneliti membuat satu rumusan masalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan penelitian. Rumusan masalah-masalah tersebut diterjemahkan kepada desain penelitian metode campuran. Tahap berikutnya peneliti melakukan penelitian kualitatif kemudian melakukan penelitian kuantitatif. Berdasarkan ke dua penelitian tersebut, setelah datanya dianalisis akan diperoleh temuan penelitian campuran untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian dari masalah penelitian dimaksud.
2.      Penelitian kuantitatif digunakan untuk memfasilitasi penelitian kualitatif
Model penelitian kuantitatif digunakan untuk memfasilitasi penelitian kualitatif. Secara bagan, model ini seperti terlihat pada Gambar 4.6 berikut ini.




Temuan Penelitian Akhir
 
 










                                                                                         Sumber Hesse dalam Sarwono (2011)
Gambar 4.6
Penelitian Kuantitatif Memfasilitasi Penelitian Kualitatif

Berdasarkan Gambar 4.6, dapat ditunjukkan bahwa terdapat masalah  dan pertanyaan penelitian yang menghendaki jawaban atau penyelesaian berdasarkan penelitian campuran (kualitatif  yang difasilitasi oleh penelitian kuantitatif). Misal, ada  sebanyak 60% sivitas akademika perguruan tinggi (hasil survei) menghendaki perubahan etika pergaulan mahasiswa di kampus yang sesuai dengan moral bangsa dan etika pergaulan generasi muda cendekia.
Hasil survei tersebut baru mencerminkan keinginan dari para dosen dan mahasiswa, belum memperoleh informasi pemikiran apa yang melandasi keinginan secara lengkap. Oleh karena itu, agar peneliti dapat mengungkap gambaran apa yang tersirat dari keinginan tersebut, maka perlu dilaksanakan penelitian kualitatif dengan cara melakukan wawancara kepada para karyawan,  para orang tua mahasiswa, pengurus organisasi mahasiswa berdasar permasalahan yang dimunculkan oleh peneliti dimaksud.
3.      Model Metode Penelitian Campuran dengan Bobot Sama
Peneliti, dalam model penelitian gabungan dengan bobot sama, harus mengembangkan dua desain penelitian secara bersamaan atau secara paralel, yaitu desain penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dalam model ini, peneliti dapat menggunakan beberapa metode yang berbeda pada saat pengambilan data di lapangan. Model ini, secara bagan dapat digambarkan seperti pada Gambar 4.7 berikut ini.
 







                                                                                         Sumber Hesse dalam Sarwono (2011)
Gambar 4.7
Model Campuran dengan Bobot yang Sama

Berdasarkan Gambar 4.7, dapat dicontohkan penelitian dari masalah penelitian berikut: Faktor apa saja yang mendorong para guru menggunakan  pendekatan pembelajaran berbuat pada teori pendekatan nilai dalam pendidikan moral,  mengapa penggunaan pendekatan pembelajaran berbuat pada teori pendekatan nilai dalam pendidikan moral menjadi pilihan dalam proses belajar mengajar para guru?
Untuk menjawab masalah pertama dapat diselesaikan dengan menggunakan survei. Caranya: pilih responden para guru dengan teknik random sederhana; bagikan kuesioner kepada mereka; gunakan statistik deskriptif untuk menganalisis awalnya dan jika ingin menggunakan analisis statistik inferensial, peneliti dapat menggunakan analisis faktor.
Hasil analisis menunjukkan, misalnya diantaranya ialah a) faktor ketepatan (strategi pembelajaran), b) kecenderungan dalam dunia pendidikan moral, c)  berkaitan dengan kecenderungan pendidikan moral, yaitu pendidikan karakter, dan d) melakukan eksperimen keefektifan model pembentukan karakter bangsa. Untuk menjawab formulasi masalah kedua, peneliti harus menggunakan pendekatan kualitatif, metode wawancara. Dalam  wawancara peneliti menanyakan hal-hal diantaranya:
a.       mengapa para guru menggunakan pendekatan pembelajaran berbuat pada teori pendekatan nilai dalam pendidikan moral?
b.      siapa yang melakukan seleksi penggunaan pendekatan pembelajaran berbuat pada teori pendekatan nilai dalam pendidikan moral?
c.       bagaimana prosedur pemilihan pendekatan pembelajaran berbuat pada teori pendekatan nilai dalam pendidikan moral?
d.      sebutkan pertimbangan utama dalam menentukan penggunaan pendekatan pembelajaran berbuat pada teori pendekatan nilai dalam pendidikan moral?

Jika peneliti menggunakan model ketiga ini, hal yang perlu diingat ialah pemilihan responden harus dilakukan dalam dua kali. Pertama dengan menggunakan teknik probabilitas, peneliti memilih responden untuk mengisi kuesioner dan kedua peneliti mengambil sampel lain lagi yang akan digunakan sebagai informan dalam wawancara.
Peneliti tidak boleh menggunakan responden yang sama karena yang bersangkutan menggunakan dua metode yang berasal dari pendekatan  yang berbeda. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi interpolasi (informasi yang satu dengan yang lain bertentangan, sedangkan  sumbernya sama)  dalam informasi yang diperolehnya.
Refrensi
http://menzour.blogspot.co.id/2016/11/makalah-perkembangan-penelitian-mixed.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar