TUGAS
4
RABU,
4 APRIL 2018
Nama :
Rina Anggraini
Nim :
E1B015042
Email :
rina10121996@gmail.com
Blog :
rinappkn.blogspot.com
No
hp :
082339930208
A. Pengertian dan Jenis Desain Penelitian Campuran
1. Pengertian
Desain Penelitian Campuran
Metode Penelitian Campuran merupakan suatu
pendekatan yang mengombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kuantitatif dan
bentuk kualitatif. Penelitian metode campuran adalah suatu metode penelitian
yang melibatkan pemakaian 2 metode, yaitu metode penelitian kuantitatif dan
metode kualitatif dalam studi tunggal atau satu penelitian. tidak hanya sekedar
mengumpulkan dan menganalisis dua jenis data, tetapi juga melibatkan fungsi
dari penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif sehingga secara
keseluruhan lebih besar bila dibandingkan kedua penelitian tersebut. Penggunaan
2 metode penelitian ini dipandang lebih dapat memberikan suatu pemahaman yang
lebih lengkap mengenai isu atau masalah penelitian daripada penggunaan salah
satu metode penelitian di antaranya.
2. Jenis Desain Penelitian Campuran
a. Penelitian Pengembangan Model/Instrumen
Menurut Emzir,
ini adalah salah satu jenis penelitian pragmatik yang menawarkan suatu cara
untuk menguji teori dan memvalidasi praktik yang terus menerus dilakukan secara
esensial melalui tradisi yang tidak menantang. Suatu cara untuk menetapkan
prosedur-prosedur, teknik-teknik, dan peralatan-peralatan baru yang didasarkan
pada suatu analisis metodik tentang kausus-kasus spesifik.
b. Penelitian Evaluasi Program
Menurut Isaac dan Michael,
sebuah program harus diakhiri dengan evaluasi. Hal ini dikarenakan kita akan
melihat apakah program tersebut berhasil menjalankan fungsi sebagaimana yang
telah ditetapkan sebelumnya. Menurut mereka, ada tiga tahap rangkaian evaluasi
program yaitu :
1.)
Menyatakan pertanyaan
serta menspesifikasikan informasi yang hendak diperoleh
2.)
Mencari data yang relevan
dengan penelitian
3.)
Menyediakan informasi yang
dibutuhkan pihak pengambil keputusan untuk melanjutkan, memperbaiki atau
menghentikan program tersebut.
Sedangkan menurut Kirkpatrick,
evaluasi program dapat dimaknai sebagai sebuah proses untuk mengetahui apakah
sebuah program dapat direalisasikan atau tidak dengan cara mengetahui
efektifitas masing-masing komponennya melalui rangkain informasi yang diperoleh
evaluator (Kirkpatrick 1996 : 3). Tetapi, pengambil keputusan itu sendiri
bukanlah evaluator melainkan pihak lain yang lebih berwenang. Evaluator hanya
menyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pengambil kebijakan (decision maker).
B.
Desain Penelitian Campuran
1. Metode
Penelitian Campuran Berurutan (Model I)
Metode gabungan
ini menggunakan pendekaran kualitatif dengan pendekatan kuantitatif sub-ordinate dari pendekatan kualitatif yang lebih dominan.
Penelitian ini dilakukan dengan penelitian kualitatif terlebih dahulu kemudian
diikuti dengan penelitian kuantitatif. Komponen kualitatif lebih diutamakan dan
digunakan untuk menghasilkan teori atau konsep teori spesifik
Sedang komponen
kuantitatif digunakan sebagai sarana pembantu untuk menguji gagasan-gagasan
yang dihasilkan dari komponen kualitatif. Dengan demikian, data yang diperoleh
dari penelitian pendekatan kuantitatif membantu dalam menafsikan temuan-temuan
kualitatif untuk (1) menguji aspek-aspek teori yang muncul secara mendadak
ketika penelitian dilaksanakan, (2) membuat generalisasi temuan-temuan
kualitatif ke dalam sampel yang berbeda, (3) melakukan validasi seperangkat
butir-butir survei tertentu (Sarwono, 2011). Model tersebut dapat dibagankan
seperti pada Gambar 4.3 berikut in.
![]() |
||||
|
||||
![]() |
diikuti
oleh
![]() |
|

Sumber Hesse dalam Sarwono (2011)
Gambar
4.3
Desain
Metode Campuran Berurutan
Berdasarkan Gambar 5.3, peneliti membuat
satu rumusan masalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Rumusan masalah-masalah tersebut diterjemahkan kepada desain penelitian metode
campuran. Tahap berikutnya peneliti melakukan penelitian kualitatif kemudian
melakukan penelitian kuantitatif. Berdasarkan ke dua penelitian tersebut,
setelah datanya dianalisis akan diperoleh temuan penelitian campuran untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian dari masalah penelitian dimaksud.
2. Penelitian
kuantitatif digunakan untuk memfasilitasi penelitian kualitatif
Model penelitian kuantitatif
digunakan untuk memfasilitasi penelitian kualitatif. Secara bagan, model ini
seperti terlihat pada Gambar 4.6 berikut ini.
![]() |
|||
![]() |
|||
|
Sumber Hesse dalam Sarwono (2011)
Gambar
4.6
Penelitian
Kuantitatif Memfasilitasi Penelitian Kualitatif
Berdasarkan Gambar 4.6, dapat
ditunjukkan bahwa terdapat masalah dan
pertanyaan penelitian yang menghendaki jawaban atau penyelesaian berdasarkan
penelitian campuran (kualitatif yang
difasilitasi oleh penelitian kuantitatif). Misal, ada sebanyak 60% sivitas akademika perguruan
tinggi (hasil survei) menghendaki perubahan etika pergaulan mahasiswa di kampus
yang sesuai dengan moral bangsa dan etika pergaulan generasi muda cendekia.
Hasil survei tersebut baru mencerminkan
keinginan dari para dosen dan mahasiswa, belum memperoleh informasi pemikiran
apa yang melandasi keinginan secara lengkap. Oleh karena itu, agar peneliti
dapat mengungkap gambaran apa yang tersirat dari keinginan tersebut, maka perlu
dilaksanakan penelitian kualitatif dengan cara melakukan wawancara kepada para
karyawan, para orang tua mahasiswa,
pengurus organisasi mahasiswa berdasar permasalahan yang dimunculkan oleh
peneliti dimaksud.
3. Model
Metode Penelitian Campuran dengan Bobot Sama
Peneliti, dalam
model penelitian gabungan dengan bobot sama, harus mengembangkan dua desain
penelitian secara bersamaan atau secara paralel, yaitu desain penelitian
kuantitatif dan kualitatif. Dalam model ini, peneliti dapat menggunakan
beberapa metode yang berbeda pada saat pengambilan data di lapangan. Model ini,
secara bagan dapat digambarkan seperti pada Gambar 4.7 berikut ini.
![]() |
Sumber
Hesse dalam Sarwono (2011)
Gambar
4.7
Model
Campuran dengan Bobot yang Sama
Berdasarkan Gambar 4.7,
dapat dicontohkan penelitian dari masalah penelitian berikut: Faktor apa saja
yang mendorong para guru menggunakan
pendekatan pembelajaran berbuat pada teori pendekatan nilai dalam
pendidikan moral, mengapa penggunaan
pendekatan pembelajaran berbuat pada teori pendekatan nilai dalam pendidikan
moral menjadi pilihan dalam proses belajar mengajar para guru?
Untuk menjawab masalah pertama dapat
diselesaikan dengan menggunakan survei. Caranya: pilih responden para guru
dengan teknik random sederhana; bagikan kuesioner kepada mereka; gunakan
statistik deskriptif untuk menganalisis awalnya dan jika ingin menggunakan
analisis statistik inferensial, peneliti dapat menggunakan analisis faktor.
Hasil analisis menunjukkan, misalnya
diantaranya ialah a) faktor ketepatan (strategi pembelajaran), b) kecenderungan
dalam dunia pendidikan moral, c)
berkaitan dengan kecenderungan pendidikan moral, yaitu pendidikan
karakter, dan d) melakukan eksperimen keefektifan model pembentukan karakter
bangsa. Untuk menjawab formulasi masalah kedua, peneliti harus menggunakan
pendekatan kualitatif, metode wawancara. Dalam
wawancara peneliti menanyakan hal-hal diantaranya:
a. mengapa
para guru menggunakan pendekatan pembelajaran berbuat pada teori pendekatan
nilai dalam pendidikan moral?
b. siapa
yang melakukan seleksi penggunaan pendekatan pembelajaran berbuat pada teori
pendekatan nilai dalam pendidikan moral?
c. bagaimana
prosedur pemilihan pendekatan pembelajaran berbuat pada teori pendekatan nilai
dalam pendidikan moral?
d. sebutkan
pertimbangan utama dalam menentukan penggunaan pendekatan pembelajaran berbuat
pada teori pendekatan nilai dalam pendidikan moral?
Jika peneliti menggunakan model ketiga
ini, hal yang perlu diingat ialah pemilihan responden harus dilakukan dalam dua
kali. Pertama dengan menggunakan teknik probabilitas, peneliti memilih
responden untuk mengisi kuesioner dan kedua peneliti mengambil sampel lain lagi
yang akan digunakan sebagai informan dalam wawancara.
Peneliti tidak boleh menggunakan
responden yang sama karena yang bersangkutan menggunakan dua metode yang
berasal dari pendekatan yang berbeda.
Hal ini dilakukan agar tidak terjadi interpolasi (informasi yang satu dengan
yang lain bertentangan, sedangkan
sumbernya sama) dalam informasi
yang diperolehnya.
Refrensi
http://menzour.blogspot.co.id/2016/11/makalah-perkembangan-penelitian-mixed.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar