TUGAS
5
Rabu,
11 April 2018
NAMA : RINA ANGGRAINI
NIM : E1B015042
NO.HP : 082339930208
A. Pengertian
Kerangka berfikir penelitian
Kerangka berpikir adalah
model (gamabar) berupa konsep tentang hubungan antara variabel satu dengan
berbagai faktor lainnya. Kerangka
pemikiran adalah narasi (uraian) atau pernyataan (proposisi) tentang kerangka
konsep pemecahan masalah yang telah diidentifikasi atau dirumuskan. Kerangka
berpikir atau kerangka pemikiran dalam sebuah penelitian kuantitatif, sangat
menentukan kejelasan dan validitas proses penelitian secara keseluruhan.
Melalui uraian dalam kerangka berpikir, peneliti dapat menjelaskan secara
komprehensif variabel-variabel apa saja yang diteliti dan dari teori apa
variabel-variabel itu diturunkan, serta mengapa variabel-variabel itu saja yang
diteliti.Penelitian yang berkenaan
dengan dua variabel atau lebih, biasanya dirumuskan hipotesis yang berbentuk
komparasi maupun hubungan. Oleh karena itu dalam rangka menyusun hipotesis
penelitian yang berbentuk hubungan maupun komparasi, maka perlu dikemukakan
kerangka berfikir.
Uma Sekaran dalam
bukunya Business Research, 1992 dalam (Sugiyono, 2010) mengemukakan bahwa,
kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
yang penting. Kerangka berfikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan
apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila
penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka yang
dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk
masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran variabel yang
diteliti (Sapto Haryoko, 1999, dalam Sugiyono, 2010).
Contoh kerangka berfikir
yaitu Pengaruh media pembelajaran X terhadap hasil belajar siswa Y pada mata
pelajaran matematika materi S. Pada contoh tersebut terdapat variabel dependen
dan independen. variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi dalam hal
ini adalah hasil belajar sebagai variabel yang nilainya dipengaruhi oleh
variabel independen yaitu media X. Pada kerangka berfikir peneliti harus bisa
menggambarkan konsep hubungan antara kedua variabel tersebut. bagaimana bisa
peneliti memiliki "fikiran" bahwa hasil belajar siswa akan meningkat
jika diberikan perlakuan penggunaan media X. Konsep tersebut nanti akan didukung
oleh teori-teori yang mendukungnya.
B.
Tiga
kerangka yang perlu dijelaskan dalam menulis kerangka berpikir yaitu, kerangka
teoritis, kerangka konseptual, dan kerangka operasional.
1. Kerangka teoritis atau paradigma adalah uraian
yang menegaskan tentang teori apa yang dijadikan landasan (grand theory) yang
akan digunakan untuk menjelaskan fenomena yang diteliti.
2. Kerangka konseptual merupakan uraian yang
menjelaskan konsep-konsep apa saja yang terkandung di dalam asumsi teoretis
yang akan digunakan untuk mengabstraksikan (mengistilahkan) unsur-unsur yang
terkandung di dalam fenomena yang akan diteliti dan bagaimana hubungan di
antara konsep-konsep tersebut.
3. Kerangka operasional adalah penjelasan tentang
variabel-variabel apa saja yang diturunkan dari konsep-konsep terpilih tadi dan
bagaimana hubungan di antara variabel-variabel tersebut, serta hal-hal apa saja
yang dijadikan indikator untuk mengukur variabel-variabel yang bersangkutan.
C.
Penyusunan kerangka berpikir dapat
dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
1.
Menentukan paradigma atau kerangka
teoretis yang akan digunakan, kerangka konseptual dan kerangka operasional
variabel yang akan diteliti.
2.
Memberikan penjelasan secara deduktif
mengenai hubungan antarvariabel penelitian. Tahapan berpikir deduktif meliputi
tiga hal yaitu:
a.
Tahap penelaahan konsep (conceptioning),
yaitu tahapan menyusun konsepsi-konsepsi (mencari konsep-konsep atau variabel
dari proposisi yang telah ada, yang telah dinyatakan benar).
b.
Tahap pertimbangan atau putusan
(judgement), yaitu tahapan penyusunan ketentuan-ketentuan (mendukung atau
menentukan masalah akibat pada konsep atau variabel dependen).
c.
Tahapan penyimpulan (reasoning), yaitu
pemikiran yang menyatakan hal-hal yang berlaku pada teori, berlaku pula bagi
hal-hal yang khusus.
3.
Memberikan argumen teoritis mengenai
hubungan antar variabel yang diteliti. Argumen teoritis dalam kerangka
pemikiran merupakan sebuah upaya untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah.
Dalam prakteknya, membuat argumen teoritis memerlukan kajian teoretis atau
hasil-hasil penelitian yang relavan. Hal ini dilakukan sebagai petunjuk atau
arah bagi pelaksanaan penelitian. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, oleh
karena argumen teoritis sebagai upaya untuk memperoleh jawaban atas rumusan
masalah, maka hasil dari argumen teoritis ini adalah sebuah jawaban sementara
atas rumusan masalah penelitian. Sehingga pada akhirnya produk dari kerangka
pemikiran adalah sebuah jawaban sementara atas rumusan masalah (hipotesis).
4.
Merumuskan model penelitian. Model
adalah konstruksi kerangka pemikiran atau konstruksi kerangka teoretis yang
diragakan dalam bentuk diagram dan atau persamaan-persamaan matematik tertentu.
Esensinya menyatakan hipotesis penelitian. Sebagai suatu kontruksi kerangka
pemikiran, suatu model akan menampilkan:
a.
jumlah variabel yang diteliti
b.
prediksi tentang pola hubungan antar
variabel
c.
dekomposisi hubungan antar variabel, dan
d.
jumlah parameter yang diestimasi.
Sumber: Sambas Ali Muhidin, 2011, Panduan Praktis
Memahami Penelitian, Bandung: Pustaka Setia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar